Translate

Laman

Kamis, 20 Desember 2012

ABNORMALITAS PERKEMBANGAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

         Perkembangan dilukiskan sebagai suatu proses yang dinamis, oleh karena itu jika terjadi ketidak dinamisan perkembangan maka terjadi gangguan perkembangan. Gangguan perkembangan ini sering disebut sebagai kecacatan atau handicap. Kecacatan dapat berupa cacat fisik, cacat motorik, cacat sosial, cacat mental dan sebagainya.
         Perkembangan abnormal tidak hanya mencakup gangguan perkembangan saja. Perkembangan abnormal juga berkaitan dengan perkembangan yang lebih cepat atau lebih bagus daripada rata-rata. Misalnya anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, atau disebut anak berbakat.
         Abnormalitas dilihat dari sudut pandang biologis berawal dari pendapat bahwa patologi otak merupakan faktor penyebab tingkah laku abnormal, khususnya pada bidang anatomi faal, neurologi, kimia dan kedokteran umum.
Berbagai penyakit neurologis saat ini telah dipahami sebagai terganggunya fungsi otak akibat pengaruh fisik atau kimiawi dan seringkali melibatkan segi psikologis atau tingkah laku. Akan tetapi kita harus perhatikan bahwa kerusakan neurologis tidak selalu memunculkan tingkah laku abnormal, dengan kata lain tidak selalu jelas bagaimana kerusakan ini dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.

2.3      Tujuan
  1. Memberikan pengetahuan tentang abnormalitas perkembangan
  2. Menunjukkan tentang berbagai macam aspek abnormalitas perkembangan
  3. Menjelaskan tentang karakteristik abnormalitas perkembangan
  4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi abnormalitas perkembangan
  5. Menjelaskan tentang bagaimana cara mengatasi abnormalitas perkembangan

2.4      Rumusan Masalah
  1. Jelaskan pengertian abnormalitas perkembangan?
  2. Sebutkan dan jelaskan aspek abnormalitas perkembangan?
  3. Sebutkan dan jelaskan karakteristik abnormalitas perkembangan?
  4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi abnormalitas perkembangan?
  5. Bagaimana cara mengatasi abnormalitas perkembangan ? 


PEMBAHASAN

2.3  Pengertian abnormalitas perkembangan
         Anak abnormal adalah anak yang memiliki kelainan atau penyimpangan dari rata-rata anak normal, baik dari segi fisik, sosial maupun mental. Sehingga dalam perkembangan potensinya memerlukan layanan pendidikan yang khusus yang berbeda dengan yang lainnya.
2.2      Aspek-aspek perkembangan abnormalitas
2.2.1  Aspek fisik
         Aspek fisik yaitu ketidak mampuan seorang anak yang berhubungan dengan fisik seperti anak tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, tunanetra dan tunawicara.
2.2.2  Aspek sosial
         Aspek sosial adalah dalam hal ini memiliki kesulitan dalam bersosialisasi atau menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan sekitar. Anak dalam kelompok ini dikategorikan sebagai tunalaras.
2.2.3  Aspek mental
Aspek mental adalah anak yang mempunyai kemampuan mental lebih (supernormal) atau anak yang berbakat dan anak yang mempunyai kemampuan mental sangat rendah (subnormal) yang disebut tunagrahita.
2.3  Karakteristik perkembangan abnormalitas
2.3.1  Anak Tunagrahita
2.3.1.1  Pengertian :
o   Anak yang mempunyai tingkat kemampuan intelektual di bawah rerata, dan mengalami hambatan terhadap perilaku adaptif selama masa perkembangan hidupnya dari 0-18 tahun, sesuai dengan batasan AAMD (American Association on Mental Disorder)
o   Anak yang mempunyai IQ 70, dan mempunyai hambatan pada komponen yang tidak bersifat intelekyual, yakni perilaku adaptif (adaptive behavior)
2.3.2.1  Karakteristik anak-anak yang mengalami hendaya :
a.    Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial dan emosional sama seperti anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita
b.  Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan (expectancy for filure)
c.   Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness)
d.      Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri
e.       Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social behavioral)
f.       Mempunyai masalah berkalitan dengan karakteristik belajar
g.      Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan
h.      Mempunyai masalah dengan kesehatan fisik
i.        Kurang mampu untuk berkomunikasi
j.        Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak
k.  Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejala-gejala depresif menurut hasil penelitian dari Meins tahun 1995
2.3.2  Anak Hiperaktif
2.3.2.1  Pengertian :
o   Hiperaktif bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms. Symptoms terjadi disebabkan oleh faktor-faktor brai damage, an emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardation. Hal ini dimungkinkan bahwa seorang anak mempunyai kelainan in-atensi disolder dengan hiperaktif (attention deficit disorder with hyperactivity) atau atensi disorder tanpa hiperaktif ( attention deficit disorder)
2.3.2.2  Karakteristik (ciri) anak ataupun peserta didik yang mengalami hiperaktif :
a.       Selalu berjalan-jalan memutari ruangan kelas dan tidak mau diam
b.      Sering mengganggu teman-teman kelasnya
c.     Suka berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya dan sangat jarang untuk tinggal diam untuk menyelesaikan tugas sekolah, paling lama biasa tinggal diam di tempat duduknya sekitar 5-10 menit
d.      Mempunyai kesulitan untuk berkonsentrasi dalam tugas-tugas sekolah
e.       Sangat mudah untuk berperilaku mengacau dan mengganggu
f.       Kurang memberi perhatian untuk mendengarkan orang lain berbicara
g.      Selalu mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah
h.      Sulit mengikuti suruhan atau perintah lebih dari satu pada saat yang  bersamaan
i.        Mempunyai masalah belajar hampir di seluruh bidang studi
j.        Tidak mampu menulis surat, mengeja huruf dan kesulitan dalam surat menyurat
k.      Sering gagal di sekolah disebabkan oleh adanya in-atensi dan masalah belajar karena adanya persepsi visual dan auditory yang lemah
l.        Karena sering menggunakan kata hati ( impulsiveness), mereka sering mendapat kecelakaan dan luka
2.3.2.3  Kasus yang berkaitan dengan hiperaktif :
1.      anak tunagrahita dapat juga mengalami kelainan atau hendaya penyerta hiperaktif, seperti adanya in-atensi, perilaku impulsif, frustasi, dan rendahnya kemampuan dalam bidang kognitif. Pendekatan secara medis dalam kasus semacam ini, pengobatannya kurang efektif
2.      sifat in-atensi dan hiperaktif terdapat juga pada anak yang mempunyai seizure disorder, terhadapnya terdapat problem perilaku disebabkan oleh adanya reaksi terhadap toxic levels of Phenobarbital atau anticonvulsant lainnya
3.      anak dengan hendaya pendengaran dapat juga mempunyai sifat hiperakti atau problem perilaku lainnya. Problem ini disebabkan oleh kerusakan pada sebagian sel-sel saraf pada otak, atau adanya kesalahan mendiagnosis
4.      pada anak dengan kesulitan psikiatrik dapat dimungkinkan mempunyai hiperaktif disebabkan oleh adanya perasaan tidak aman pada dirinya atau salah mengenai tanggapan dirinya kurang rsponsivitas terhadap orang lain.
2.3.3  Anak Tunalaras
2.3.3.1  Pengertian :
o   Definisi Eli M. Bower (1981) meenyatakan bahwa anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku, apabila ia menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut :
a.  Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor intelektual, sensori atau kesehatan
b.      Tidak mampu melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru
c.       Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya
d.     Secara umum, mereka selalu dalam keadaan pervasive dan tidak menggembirakan atau depresi
e.       Bertendensi ke arah symptomps fisik seperti : merasa sakit atau ketakutan berkaitan dengan orang atau permasalahan di sekolah
       Anak-anak yang berperilaku menyimpang (tunalaras) yaitu anak-anak yang memiliki gangguan emosional (emotionally disturb), perilaku sosial emosional yang maladaptive ( maladaptive social emotional behavior), kelinan perilaku ( behaviorally disorder), hambatan dalam pendidikan (educationally nandicapped) dan kelainan psikologis (pshycological disorder)
2.3.3.2  Karakteristik anak yang mengalami tunalaras :
a.       Adanya kelainan emosi atau perilaku
b.      Permasalahan-permasalahan yang muncul berkaitan dengan ketidakmampuan melakuakan hubungan antar pribadi
c.       Ketidakmampuan belajar dan pencapaian keterampilan-keterampilan di sekolah
d.      Perilaku yang berbeda dengan perilaku pada umumnya atau tidak sesuai dengan harapan-harapan yang diinginkan sesuai dengan kecocokan umur
e.       Permasalahan yang disandangnya dalam kurun waktu yang panjang
f.       Permasalahan berkaitan dengan hendaya perilakunya dikategorikan dalam tingkat berat
g.      Membutuhkan bantuan pendidikan khusus
2.3.3.3  Kasus yang berkaitan dengan hendaya perilaku menyimpang (tunalaras) karena beberapa faktor, antara lain :
a.       Biologis atau organik
b.      Kelainan psikologis dan psikodinamis
c.       Konflik-konflik di lingkungan masyarakat
d.      Perilaku sosioadaptif yang tidak berkemampuan menyesuaikan diri (maladjusment)
2.3.3.4  Menurut Kauffman, J.M faktor-faktor yang paling dominan penyebab adanya hendaya perilaku (behavior disorder) yaitu :
a.       Faktor keluarga
b.      Faktor biologis
c.       Faktor sekolah
2.3.4  Anak Tunarungu Wicara
2.3.4.1  Peserta didik yang mengalami hendaya pendengaran dan bicara memiliki perbedaan khusus dengan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya. Karena mereka tidak pernah menggunakan indera telinga dan mulut (deaf and hearing impairment). Anak-anak seperti ini dikategorikan sebagai tunarungu wicara
2.3.4.2  Karakteristik peserta didik yang mengalami tunarungu wicara :
a.       Tidak mampu mendengar
b.      Terlambat perkembangan bahasa
c.       Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
d.      Kurang / tidak tanggao bila diajak bicara
e.       Ucapan kata tidak jelas
f.       Kualitas suara aneh / monoton
g.      Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
h.      Banyak perhatian terhadap getaran
i.        Keluar nanah dari kedua telinga
j.        Terdapat kelainan organis telinga
2.3.5  Anak Tunanetra
2.3.5.1  Pengertian :
o   Anak yang mengalami hambatan penglihatan yang perkembangannya berbeda dengan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya, tidak hanya dari sisi penglihatan tetapi juga dari hal lain
o   Istilah-istilah umum yang dipakai dalam dunia pendidikan saat ini terhadap anak yang mengalami hendaya penglihatan yaitu child who is totally blind, visually impairment, dan child who is low vision atau partially sight
2.3.5.2  Karakteristik anak tunanetra :
a.       Tidak mampu melihat
b.      Tidak mampu mengenali orang lain
c.       Kerusakan nyata pada kedua bola mata
d.      Sering meraba-raba/ tersandung waktu berjalan
e.       Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya
f.       Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/ kering
g.      Peradangan hebat pada kedua bola mata
h.      Mata bergoyang terus
2.3.6  Anak Autistik
2.3.6.1  Autism syndrome : kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidak mampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak
2.3.6.2  Gejala-gejala penderita autism :
a.    Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampang acuh, muka pucat, dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah
b.      Selalu diam sepanjang waktu
c.    Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada monoton, kemudian dengan suara yang aneh ia akan mengucapkan atau menceritakan dirinya dengan beberapa kata, kemudian diam menyendiri lagi
d.    Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut, tidak punya keinginan yang bermacam-macam serta tidak menyenangi ekelilingnya
e.       Tidak tampak ceria
f.      Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali pada benda yang disukainya misalnya boneka
2.3.7  Anak Tunadaksa
2.3.7.1  Pengertian tunadaksa yakni anak yang memiliki kelainan anggota tubuh
2.3.7.2  Karakteristik anak tunadaksa :
a.       Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
b.      Kesulitan dal gerakan ( tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali )
c.    Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/ lebih kecil dari biasa
d.      Terdapat cacat pada alat gerak
e.       Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
f.   Kesulitan pada saat berdiri/berjalan, duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
g.      Hiperaktif/ tidak dapat tenang
2.3.8  Anak Berbakat
2.3.8.1  Pengertian dari anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
2.3.8.2  Karakteristik anak berbakat adalah sebagai berikut :
a.  Ciri fisik : sehat dan perkembangan psikomotoriknya lebih cepat dari rata-rata terutama dalam hal koordinasi
b.  Ciri mental intelektual : usia mental lebih tinggi dari rata-rata anak normal. Daya tangkap dan pemahaman lebih cepat. Daya ingin tahunya sangat besar, kreatif, serta punya gaya belajar sendiri
c.    Ciri mental emosional : mempunyai kepercayaan diri yang kuat, persisten keinginannya terpenuhi atau gigih
d.      Ciri emosional : suka bergaul dengan anak yang lebih tua, ska bermain dengan permainan masalah, suka bekerja sendiri
2.4        Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan abnormalitas
Informasi tentang penyebab atau faktor anak mengalami kelainan dalam dirinya sangatlah beragam jenisnya. Namun secara dari masa terjadinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Sebelum kelahiran (prenatal)
2.      Saat kelahiran (neonatal)
3.      Setelah kelahiran (posnatal)
3.1        Sebelum kelahiran (prenatal)
Pada masa sebelum lahir (prenatal) yaitu masa dimana masih berada dalam kandungan dan diketahui telah terjadi kelainan. Berdasarkan periodesasinya dapat terjadi pada periode embrio, janin muda dan periode janin akhir. Kelainan anak ini dapat terjadi pada ketiga periode tersebut. Dan dalam periode tersebut kondisi anak sangat rentan terhadap bahan kimia, trauma akibat goncangan ataupun gesekan. Obat-obatan juga dapat berakibat buruk dalam perkembangan janin seperti obat penderita kanker, obat penahan mual, obat pencegah keguguran dan lain-lain. Faktor lain yang dapat merusak perkembangan anak adalah penyakit kronis, diabetes, anemia, kanker, kurang gizi dan lain-lain.
2.4.2  Saat kelahiran (neonatal)
         Pada saat anak lahir, kelainan yang terjadi saat anak lahir misalnya anak lahir sebelum waktunya (prematurity), lahir dengan bantuan alat, posisi tidak normal, dan kesehatan bayi yang kurang.
3.2        Setelah kelahiran (posnatal)
         Pada masa anak setelah lahir, yaitu kelainan yang terjadi setelah anak dilahirkan. Ada beberapa penyebab anak mengalami kelainan :
a.       Infeksi luka
b.      Bahan kimia
c.       Malnutrisi, dll.

2.5      Cara mengatasi perkembangan abnormalitas
       Mempelajari anak yang mempunyai disfungsi perkembangan psikopedagogis akan berkaitan dengan cara serta kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Teori belajar sosial dan teori perkembangan kognitif adalah teori yang sangat tepat untuk anak yang mengalami gangguan pada perkembangannya.
         Penerapan dari teori pembelajaran sosial hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      memberikan tugas terhadap siswa yang mengalami gangguan belajar dengan memperhatikan kemampuan fungsinya
2.      menyimak pengalaman-pengalaman masa lalu saat pendidik berhasl mengerjakan tugas di sekolah
3.      melakuakan umpan balik terhadap perilaku khusus anak didik
         Kemudian yang kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada perkembangan kognitif anak. Dalam pembelajaran ini anak dipusatkan pada permaksimalan gerak tubuh agar dapat menyadari adanya lingkungan di sekitarnya. Dalam penerapan teori ini haruslah memperhatikan tiga hal sebagai berikut :
1.      social reinforcement, misalnya memberi hadiah, menyentuh tangan, memeluk dengan penuh perasaan.
2.      tangible, misalnya pemberian makanan kesukaannya, uang atau beberapa pujian
3.      negative consequences, pemberian hukuman apabila ada perilaku yang tidak diharapkan muncul
         Selain yang sudah tertera di atas, dalam menghadapi anak yang mengalami kelainan dalam perkembangannya adalah dengan cara sebagai berikut :
1.      memberikan kesempatan pada anak tersebut untuk berpartisipasi dalam kegiatan lingkungannya
2.      memberikan kesempatan padanya untuk melakukan aktivitas yang bersifat rekreatif dan edukatif
3.      membimbing anak tersebut agar mampu menerima keadaan
4.      membantu membimbing dalam kehidupannya agar berjalan baik
5.      menanamkan rasa percaya diri agar nanti tidak mudah bergantung pada orang lain



BAB III
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
         Pendidikan bersifat universal (menyeluruh) baik sehat atau cacat berhak untuk mendapat pendidikan yang layak. Peserta didik yang mengalami abnormalitas perkembangan, merupakan anak-anak Indonesia yang sebenarnya memiliki sedikit perilaku yang menyimpang dari anak-anak normal, dan mereka pastilah mempunyai kelebihan dan bakat masing-masing yang apabila dikembangkan dan diasah sedemikian rupa maka mereka tak ubahnya sederajat dengan anak-anak normal yang membedakan hanyalah dari segi fisik.
         Abnormalitas perkembangan tidak hanya mengacu pada perkembangan abnormal ke bawah tetapi juga pada perkembangan abnormal ke atas.

3.2      Saran
1.      Kita harus menghargai anak-anak yang mengalami abnormalitas perkembangan
2.      Kita tidak boleh mendiskriminasikan anak-anak yang memiliki abnormalitas perkembangan misalnya memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
3.      Kita harus mampu menumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak-anak yang mengalami abnormalitas perkembangan, agar mereka mampu menerima keterbatasannya



DAFTAR PUSTAKA

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung. Reflika Aditama
Poerwanti, Endang. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang. UMM Press
Romlah. 2004.  Psikologi Pendidikan Kajian Teoritis dan Aplikatif. Malang. UMM Press
(http://rumah belajar psikologis.com/index.php/remaja.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arifatul annas. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.