Translate

Laman

Sabtu, 22 Desember 2012

Filsafat Umum



A.      Beberapa definisi tentang filsafat Antara Lain:
1.      Filsafat praktis dibagi menjadi etika, ekonomi domestik dan kewarganegaraan. Filosof yang mumpuni menguasai seluruh sains tersebut. Menurut pandangan filosof, filsafat universal, teologi, metafisika, filsafat tinggi mempunyai kedudukan khusus dibanding sains yang lain, karena
a)      filsafat ini mempunyai demontrasi dan kepastian,
b)      ketidakbergantungannya dengan sains yang lain, dan
c)      filsafat lebih umum dan universal dibanding dengan sains yang lain.
2.      Para filosof di masa lalu mendifinisikan filsafat sebagai aktifitas filsafat sejati, filsafat pertama, sehingga mendifinisikan filsafat secara khas. Maka difinisi filsafat yakni meliputi sains tentang keadaan-keadaan wujud, dipandang dari segi bahwa ia adalah wujud, bukan dari segi bahwa ia memiliki individualisasi khusus seperti badan, kuantitas, kualitas, manusia, tanaman, dll.
3.      Pengetahuan tentang segala sesuatu terdiri dari dua macam, yaitu :
a)         Dapat dibatasi pada spesies atau genus tertentu, dapat berlaku pada ketentuan dan aksiden dari spesies dan aksiden tertentu, sebagaimana pengetahuan kita mengenai ketentuan bilangan (aritmatika), kuantitas (geometri), sifat tanaman, hewan, ilmu kedokteran. Bentuk ini meliputi seluruh sains mineralogi, fisika, kimia, geologi , ilmu atom dll.
b)       pengetahuan yang tidak dapat dibatasi pada spesies tertentu. Pengetahuan tentang wujud ini bukan pada bagian-bagian dari dari spesies tertentu, tetapi pengetahuan yang hakiki tentang seluruh wujud. Misalnya pertanyaan tentang tubuh bukan pada kaki dan kepala akan tetapi misalnya; Jika tubuh mempunyai kepala, apakah kepala ini mempunyai jiwa yang dapat berpikir dan merasa, ataukah ia lemah dan kosong. Apakah keseluruhan tubuh merasakan kenikmatan kehidupan, atau apakah intelegensi dan persepsi tubuh ini dibatasi pada sejumlah entitas yang timbul secara kebetulan? Atau, apakah seluruh tubuh mengejar suatu tujuan, ataukah seluruh tubuh berjalan ke arah suatu kesempurnaan realitas?.
4.      Bagian studi yang menyangkut organologi alam makhluk adalah sains, sedangkan bagian yang membahas fisiologi alam semesta secara keseluruhan adalah filsafat. Perubahan linguistik yang menyangkut konvensi penggunaan kata telah disalah artikan sebagai perubahan makna yang berkaitan dengan keadaan yang sebenarnya.
5.      Perubahan makna dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan perpisahan antara sains dan filsafat. Sains tidak pernah merupakan bagian dari kata filsafat; sehingga tidak mungkin sains bisa terpisah dari filsafat. Memberikan rumusan yang pasti tentang apa yang termuat dalam kata "filsafat" adalah suatu pekerjaan yang terlalu berani dan sombong! Memang, para peminat filsafat, kita sulit mendefinisikan kata yang satu ini. Bahkan para filsuf (ahli filsafat) pun mengakuinya. Apa yang membuat demikian adalah karena terdapatnya beragam paham, metode dan tujuan, yang dianut, ditempuh dan dituju oleh masing-masing filsuf. Namun, sebuah pengertian awal mesti diberikan; maksudnya sebagai kompas agar kita tidak tersesat arah di dalam perjalanan memahami filsafat.
6.      Dalam bahasa zaman kuno, kata-kata filsafat dan hikmah digunakan dalam pengetahuan rasional, bukan pengetahuan yang bersumber dari wahyu. Jadi kata-kata tersebut melingkupi semua ide-ide intelektual dan rasional manusia. Pada zaman modern, kata ini menjadi terbatas pada metafisika, logika, estetika dan yang sejenis. Hal hal berbeda dengan zaman sebelumnya dimana filsafat meliputi semua ilmu. Sains dulunya pernah terpadu dibawah nama filsafat tetapi kini nama tersebut hanya dinisbahkan pada sejenis sains.
7.      Mengingat maksud ini, maka pengertian filsafat harus bersifat dapat dipahami oleh banyak orang, sehingga dapat dijadikan tempat berpijak bersama. Kata "filsafat" ini dari akar katanya, dari mana kata ini datang. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
8.      Dari arti di atas, kemudian dapat dimengerti arti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks. Filsafat, "Ilmu tentang hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara "filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi wilayahnya sejauh alam yang dapat dialami, dapat diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan "bagaimana" dan "apa sebabnya". Filsafat meninjau dengan pertanyaan "apa itu", "dari mana" dan "ke mana". Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah, seperti yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu, darimana terjadinya dan ke mana tujuannya. Maka, jika para filsuf ditanyai, "Mengapa A percaya akan Allah", mereka tidak akan menjawab, "Karena A telah dikondisikan oleh pendidikan di sekolahnya untuk percaya kepada Allah," atau "Karena A kebetulan sedang gelisah, dan ide tentang suatu figur bapak membuatnya tenteram." Dalam hal ini, para filsuf tidak berurusan dengan sebab-sebab, melainkan dengan dasar-dasar yang mendukung atau menyangkal pendapat tentang keberadaan Allah.
9.      Tugas filsafat menurut Sokrates (470-399 S.M.) bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan jawaban yang diberikan. Sampai dengan kedua pengertian di atas, marilah disimak apa kata Kattsoff (1963) di dalam bukunya Elements of Philosophy untuk melengkapi pengertian kita tentang "filsafat":
ü  Filsafat adalah berpikir secara kritis
ü  Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
ü  Filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut.
ü  Filsafat adalah berpikir secara rasional.
ü  Filsafat harus bersifat komprehensif.
10.  Menurut Windelband, filsafat sifatnya merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu keadaan atau hal yang nyata. Kata Magnis, filsafat sebagai usaha tertib, metodis, yang dipertanggungjawabkan secara intelektual untuk melakukan apa yang sebetulnya diharapkan dari setiap orang yang tidak hanya mau membeo saja, yang tidak hanya mau menelan mentah-mentah apa yang sudah dikunyah sebelumnya oleh pihak lain, yaitu untuk mengerti, memahami, mengartikan, menilai, mengkritik data-data dan fakta-fakta yang dihasilkan dalam pengalaman sehari-hari dan melalui ilmu-ilmu.

B.       Latarbelakang Munculnya Filsafat  Dan Tokoh-Tokoh Filsafat Yang Berpengaruh Di Awal-Awal Pertumbuhan Dan Perkembangan Filsafat
a.         Latarbelakang Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek pemikiran kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional. 
Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.
b.        Dan Tokoh-Tokoh Filsafat Yang Berpengaruh Di Awal-Awal Pertumbuhan Dan Perkembangan Filsafat
Sejarah Perkembangan Awal Filsafat Dunia
Meski istilah philosophia (Φιλοσοφία) pertama kali dimunculkan oleh Pythagoras, namun orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales (640-546 S.M.) dari Mileta (sekarang di pesisir barat Turki). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Dalam buku History and Philosophy of Science karangan L.W.H. Hull (1950), menulis setidaknya sejarah filsafat dan ilmu dapat dibagi dalam beberapa periode, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terkenal pada periode itu.
1.        Periode pertama, filsafat Yunani abad 6 SM
Tokoh-tokoh ahli filsafat yang si angggap sebagai bapak Filsafat :
ü  Thales. berpendapat bahwa sumber kehidupan adalah air. Makhluk yang pertama kali hidup adalah ikan dan menusia yang pertama kali terlahir dari perut ikan.
ü  Anaximandros. mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain
ü  Anaximenes. sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.
Setelah mereka bertiga, Yunani kemudian memiliki pemikir-pemikir terkenal yang lebih berpengaruh lagi terhadap perkembangan fisafat, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Phythagoras, Hypocrates, dan lain sebagainya.
2.        Periode Kedua, Periode setelah kelahiran Al Masih (Abad 0-6 M)
Pada masa ini pertentangan antara gereja yang diwakili oleh para pastur dan para raja yang pro kepada gereja, dengan para ulama filsafat. Sehingga pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat seolah-olah telah mati suri. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para raja yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran.
3.        Periode Ketiga, Periode kejayaan Islam (Abad 6-13 M)
Pada masa ini dunia Kristen Eropa mengalami abad kegelapan, ada juga yang menyatakan periode ini sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Islam yang ahli dibidang masing-masing, berbagai buku inilah diterbitkan dan ditulis. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hokum Islam, Al-farabi ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku terkenalnya yaitu The Canon of Medicine. Al-kindi ahli filsafat, Al-ghazali intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga menjadi kesatuan dan kesinambungan dan mensintesis antara agama, filsafat, mistik dan sufisme . Ibnu Khaldun ahali sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi, social dan kenegaraan. Anzahel ahli dan penemu teori peredaran planet. Tetapi setelah perang salib terjadi umat Islam mengalami kemundurran, umat Islam dalam keadaan porak-poranda oleh berbagai peperangan.
4.        Periode Keempat, Periode kebangkitan Eropa (Abad 12-17)
Bersamaannya dengan mundurnya kebudayaan Islam, Eropah mengalami kebangkitan. Pada masa ini, buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan karangan dan terjemahan filosof Islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rushd diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Pada zaman itu Bahasa Latin menjadi bahasa kebudayaan bangsa-bangsa Eropah. Penterjemahan karya-karya kaum muslimin antara lain dilakukan di Toledo, ketika Raymund menjadi uskup Besar Kristen di Toledo pada Tahun 1130 – 1150 M. Hasil terjemahan dari Toledo ini menyebar sampai ke Italia. Dante menulis Divina Comedia setelah terinspirasi oleh hikayat Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW. Universitas Paris menggunakan buku teks Organon karya Aristoteles yang disalin dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Latin oleh John Salisbury pada tahun 1182.

C.       Filsafat Dalam ontologi, epistomologi, logoka, estetika dan etika
1.         Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan,  menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah  ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.
2.         Estimologi
estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.
3.         Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu,maka logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu.
Logika adalah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetauan ini menguraikan tentang aturan – aturan serta cara – cara untuk mencapai kesimpulan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

4.         Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Hakikat keindahan dinamakan estetika. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, meskipun demikian, estetika mempersoalkan pula teori – teori mengenai seni, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.  sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
5.         Etika
Etika marupakan cabang aksiologi yang pada intinya membicarakan predikat – predikat nilai benar dan salah. Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat – sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik.

D.      Dalil-dalilDalam al-qu’an sebagi dasar/pembenaran bahwa islam merupakan mendorong manusia untuk mengembangkan pemikiran filosofi
Ayat-ayat dalam al-qur’an tentang berfikir:
1.      Orang-orang kafir adalah orang-orang yang tidak mau menggunakan akal mereka. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS. Al-Maa’idah, surat 5, ayat 58)
2.      Kita diperintahkan untuk menggunakan akal kita dalam merenungi kondisi orang yang sudah tua. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?“ (QS. Yaasiin, surat 36, ayat 68)
3.      Nabi Musa meminta Fir’aun untuk menggunakan akalnya. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.” (QS. Asy-Syu’araa’, surat 26, ayat 28)
4.       Allah memerintahkan kita untuk menggunakan akal kita dalam merenungi tanda-tanda kebesaran Allah. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ra’d, surat 13, ayat 4)
5.      Allah memerintahkan kita untuk menggunakan akal kita dalam memahami Al-Qur’an. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf, surat 12, ayat 2)”
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (QS. Az-Zukhruf, surat 43, ayat 3)”
6.      Orang yang tidak mau menggunakan akal mereka untuk memahami peringatan yang ada, maka mereka akan masuk ke dalam neraka. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk, surat 67, ayat 10)”

E.       Manfaat Mempelajari filsafat sesuai pendidikan
Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.

Filsafat Umum



A.      Beberapa definisi tentang filsafat Antara Lain:
1.      Filsafat praktis dibagi menjadi etika, ekonomi domestik dan kewarganegaraan. Filosof yang mumpuni menguasai seluruh sains tersebut. Menurut pandangan filosof, filsafat universal, teologi, metafisika, filsafat tinggi mempunyai kedudukan khusus dibanding sains yang lain, karena
a)      filsafat ini mempunyai demontrasi dan kepastian,
b)      ketidakbergantungannya dengan sains yang lain, dan
c)      filsafat lebih umum dan universal dibanding dengan sains yang lain.
2.      Para filosof di masa lalu mendifinisikan filsafat sebagai aktifitas filsafat sejati, filsafat pertama, sehingga mendifinisikan filsafat secara khas. Maka difinisi filsafat yakni meliputi sains tentang keadaan-keadaan wujud, dipandang dari segi bahwa ia adalah wujud, bukan dari segi bahwa ia memiliki individualisasi khusus seperti badan, kuantitas, kualitas, manusia, tanaman, dll.
3.      Pengetahuan tentang segala sesuatu terdiri dari dua macam, yaitu :
a)         Dapat dibatasi pada spesies atau genus tertentu, dapat berlaku pada ketentuan dan aksiden dari spesies dan aksiden tertentu, sebagaimana pengetahuan kita mengenai ketentuan bilangan (aritmatika), kuantitas (geometri), sifat tanaman, hewan, ilmu kedokteran. Bentuk ini meliputi seluruh sains mineralogi, fisika, kimia, geologi , ilmu atom dll.
b)       pengetahuan yang tidak dapat dibatasi pada spesies tertentu. Pengetahuan tentang wujud ini bukan pada bagian-bagian dari dari spesies tertentu, tetapi pengetahuan yang hakiki tentang seluruh wujud. Misalnya pertanyaan tentang tubuh bukan pada kaki dan kepala akan tetapi misalnya; Jika tubuh mempunyai kepala, apakah kepala ini mempunyai jiwa yang dapat berpikir dan merasa, ataukah ia lemah dan kosong. Apakah keseluruhan tubuh merasakan kenikmatan kehidupan, atau apakah intelegensi dan persepsi tubuh ini dibatasi pada sejumlah entitas yang timbul secara kebetulan? Atau, apakah seluruh tubuh mengejar suatu tujuan, ataukah seluruh tubuh berjalan ke arah suatu kesempurnaan realitas?.
4.      Bagian studi yang menyangkut organologi alam makhluk adalah sains, sedangkan bagian yang membahas fisiologi alam semesta secara keseluruhan adalah filsafat. Perubahan linguistik yang menyangkut konvensi penggunaan kata telah disalah artikan sebagai perubahan makna yang berkaitan dengan keadaan yang sebenarnya.
5.      Perubahan makna dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan perpisahan antara sains dan filsafat. Sains tidak pernah merupakan bagian dari kata filsafat; sehingga tidak mungkin sains bisa terpisah dari filsafat. Memberikan rumusan yang pasti tentang apa yang termuat dalam kata "filsafat" adalah suatu pekerjaan yang terlalu berani dan sombong! Memang, para peminat filsafat, kita sulit mendefinisikan kata yang satu ini. Bahkan para filsuf (ahli filsafat) pun mengakuinya. Apa yang membuat demikian adalah karena terdapatnya beragam paham, metode dan tujuan, yang dianut, ditempuh dan dituju oleh masing-masing filsuf. Namun, sebuah pengertian awal mesti diberikan; maksudnya sebagai kompas agar kita tidak tersesat arah di dalam perjalanan memahami filsafat.
6.      Dalam bahasa zaman kuno, kata-kata filsafat dan hikmah digunakan dalam pengetahuan rasional, bukan pengetahuan yang bersumber dari wahyu. Jadi kata-kata tersebut melingkupi semua ide-ide intelektual dan rasional manusia. Pada zaman modern, kata ini menjadi terbatas pada metafisika, logika, estetika dan yang sejenis. Hal hal berbeda dengan zaman sebelumnya dimana filsafat meliputi semua ilmu. Sains dulunya pernah terpadu dibawah nama filsafat tetapi kini nama tersebut hanya dinisbahkan pada sejenis sains.
7.      Mengingat maksud ini, maka pengertian filsafat harus bersifat dapat dipahami oleh banyak orang, sehingga dapat dijadikan tempat berpijak bersama. Kata "filsafat" ini dari akar katanya, dari mana kata ini datang. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
8.      Dari arti di atas, kemudian dapat dimengerti arti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks. Filsafat, "Ilmu tentang hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara "filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi wilayahnya sejauh alam yang dapat dialami, dapat diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan "bagaimana" dan "apa sebabnya". Filsafat meninjau dengan pertanyaan "apa itu", "dari mana" dan "ke mana". Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah, seperti yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu, darimana terjadinya dan ke mana tujuannya. Maka, jika para filsuf ditanyai, "Mengapa A percaya akan Allah", mereka tidak akan menjawab, "Karena A telah dikondisikan oleh pendidikan di sekolahnya untuk percaya kepada Allah," atau "Karena A kebetulan sedang gelisah, dan ide tentang suatu figur bapak membuatnya tenteram." Dalam hal ini, para filsuf tidak berurusan dengan sebab-sebab, melainkan dengan dasar-dasar yang mendukung atau menyangkal pendapat tentang keberadaan Allah.
9.      Tugas filsafat menurut Sokrates (470-399 S.M.) bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan jawaban yang diberikan. Sampai dengan kedua pengertian di atas, marilah disimak apa kata Kattsoff (1963) di dalam bukunya Elements of Philosophy untuk melengkapi pengertian kita tentang "filsafat":
ü  Filsafat adalah berpikir secara kritis
ü  Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
ü  Filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut.
ü  Filsafat adalah berpikir secara rasional.
ü  Filsafat harus bersifat komprehensif.
10.  Menurut Windelband, filsafat sifatnya merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu keadaan atau hal yang nyata. Kata Magnis, filsafat sebagai usaha tertib, metodis, yang dipertanggungjawabkan secara intelektual untuk melakukan apa yang sebetulnya diharapkan dari setiap orang yang tidak hanya mau membeo saja, yang tidak hanya mau menelan mentah-mentah apa yang sudah dikunyah sebelumnya oleh pihak lain, yaitu untuk mengerti, memahami, mengartikan, menilai, mengkritik data-data dan fakta-fakta yang dihasilkan dalam pengalaman sehari-hari dan melalui ilmu-ilmu.

B.       Latarbelakang Munculnya Filsafat  Dan Tokoh-Tokoh Filsafat Yang Berpengaruh Di Awal-Awal Pertumbuhan Dan Perkembangan Filsafat
a.         Latarbelakang Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek pemikiran kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional. 
Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.
b.        Dan Tokoh-Tokoh Filsafat Yang Berpengaruh Di Awal-Awal Pertumbuhan Dan Perkembangan Filsafat
Sejarah Perkembangan Awal Filsafat Dunia
Meski istilah philosophia (Φιλοσοφία) pertama kali dimunculkan oleh Pythagoras, namun orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales (640-546 S.M.) dari Mileta (sekarang di pesisir barat Turki). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Dalam buku History and Philosophy of Science karangan L.W.H. Hull (1950), menulis setidaknya sejarah filsafat dan ilmu dapat dibagi dalam beberapa periode, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terkenal pada periode itu.
1.        Periode pertama, filsafat Yunani abad 6 SM
Tokoh-tokoh ahli filsafat yang si angggap sebagai bapak Filsafat :
ü  Thales. berpendapat bahwa sumber kehidupan adalah air. Makhluk yang pertama kali hidup adalah ikan dan menusia yang pertama kali terlahir dari perut ikan.
ü  Anaximandros. mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain
ü  Anaximenes. sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.
Setelah mereka bertiga, Yunani kemudian memiliki pemikir-pemikir terkenal yang lebih berpengaruh lagi terhadap perkembangan fisafat, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Phythagoras, Hypocrates, dan lain sebagainya.
2.        Periode Kedua, Periode setelah kelahiran Al Masih (Abad 0-6 M)
Pada masa ini pertentangan antara gereja yang diwakili oleh para pastur dan para raja yang pro kepada gereja, dengan para ulama filsafat. Sehingga pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat seolah-olah telah mati suri. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para raja yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran.
3.        Periode Ketiga, Periode kejayaan Islam (Abad 6-13 M)
Pada masa ini dunia Kristen Eropa mengalami abad kegelapan, ada juga yang menyatakan periode ini sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Islam yang ahli dibidang masing-masing, berbagai buku inilah diterbitkan dan ditulis. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hokum Islam, Al-farabi ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku terkenalnya yaitu The Canon of Medicine. Al-kindi ahli filsafat, Al-ghazali intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga menjadi kesatuan dan kesinambungan dan mensintesis antara agama, filsafat, mistik dan sufisme . Ibnu Khaldun ahali sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi, social dan kenegaraan. Anzahel ahli dan penemu teori peredaran planet. Tetapi setelah perang salib terjadi umat Islam mengalami kemundurran, umat Islam dalam keadaan porak-poranda oleh berbagai peperangan.
4.        Periode Keempat, Periode kebangkitan Eropa (Abad 12-17)
Bersamaannya dengan mundurnya kebudayaan Islam, Eropah mengalami kebangkitan. Pada masa ini, buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan karangan dan terjemahan filosof Islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rushd diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Pada zaman itu Bahasa Latin menjadi bahasa kebudayaan bangsa-bangsa Eropah. Penterjemahan karya-karya kaum muslimin antara lain dilakukan di Toledo, ketika Raymund menjadi uskup Besar Kristen di Toledo pada Tahun 1130 – 1150 M. Hasil terjemahan dari Toledo ini menyebar sampai ke Italia. Dante menulis Divina Comedia setelah terinspirasi oleh hikayat Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW. Universitas Paris menggunakan buku teks Organon karya Aristoteles yang disalin dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Latin oleh John Salisbury pada tahun 1182.

C.       Filsafat Dalam ontologi, epistomologi, logoka, estetika dan etika
1.         Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan,  menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah  ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.
2.         Estimologi
estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.
3.         Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu,maka logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu.
Logika adalah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetauan ini menguraikan tentang aturan – aturan serta cara – cara untuk mencapai kesimpulan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

4.         Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Hakikat keindahan dinamakan estetika. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, meskipun demikian, estetika mempersoalkan pula teori – teori mengenai seni, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.  sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
5.         Etika
Etika marupakan cabang aksiologi yang pada intinya membicarakan predikat – predikat nilai benar dan salah. Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat – sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik.

D.      Dalil-dalilDalam al-qu’an sebagi dasar/pembenaran bahwa islam merupakan mendorong manusia untuk mengembangkan pemikiran filosofi
Ayat-ayat dalam al-qur’an tentang berfikir:
1.      Orang-orang kafir adalah orang-orang yang tidak mau menggunakan akal mereka. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS. Al-Maa’idah, surat 5, ayat 58)
2.      Kita diperintahkan untuk menggunakan akal kita dalam merenungi kondisi orang yang sudah tua. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?“ (QS. Yaasiin, surat 36, ayat 68)
3.      Nabi Musa meminta Fir’aun untuk menggunakan akalnya. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.” (QS. Asy-Syu’araa’, surat 26, ayat 28)
4.       Allah memerintahkan kita untuk menggunakan akal kita dalam merenungi tanda-tanda kebesaran Allah. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ra’d, surat 13, ayat 4)
5.      Allah memerintahkan kita untuk menggunakan akal kita dalam memahami Al-Qur’an. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf, surat 12, ayat 2)”
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (QS. Az-Zukhruf, surat 43, ayat 3)”
6.      Orang yang tidak mau menggunakan akal mereka untuk memahami peringatan yang ada, maka mereka akan masuk ke dalam neraka. Firman Allah dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk, surat 67, ayat 10)”

E.       Manfaat Mempelajari filsafat sesuai pendidikan
Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
Arifatul annas. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.