Translate

Laman

Senin, 20 Juni 2011

SIFAT & CIRI-CIRI PEMIMPIN DALAM ISLAM


PEMIMPIN DAN YANG DI PIMPIN

  1. PEMIMPIN MENURUT ISLAM
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.
  1. CARA MEMILIH PEMIMPIN
Dalam fiqih sudah di jelaskan bagaimana cara memilih pemimpin di antaranya :
  1. A'lamuhum
    orang yang paling alim di antara kalian itu yang di angkat jadi imam ,kerana orang tersebut adalah orang yang paling menguasai persoalan sehinga bisa membawa umat keluar dari kesulitan, pemimpin yang bisa menguasai masalah bukan yang buat masalah
  2. jika ada dua atau lebih A'lamuhum maka yang di pilih Absohuhum, yang lebih faseh lidahnya, yang paling pandai menyuarakan aspirasi rakyatnya
  3. jika Absohuhum lebih dari satu maka yang di pilih aksaruhum shinan (yang lebih tua umurnya)
  4. Jika aksaruhum shinan lebih dari satu maka yang di pilih awaluhum hijratan (yang lebih dulu tinggal di situ)
  1. AHKLAK KITA DALAM KEPIMIMPINAN
    1. Keteladanan yang baik
Dalam Al-qur’an Surat Al-Furqaan:[25] ayat 74 allah berfirman :
إِمَامًا لِلْمُتَّقِينَ وَاجْعَلْنَا
Dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertakwa”
Dalam menafsirkan ayat ini mujahid menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpin (imamah) adalah di sini adalah:
Para pemimpin dalam ketakwaan, sampai kita dapat meneladani pemimpin sebelum kita dan orang-orang setelah kita dapat meneladani kita”
Artinya orang-orang yang memiliki keteladanan yang baik mengikuti jejak para pendahulunya dan menjadi teladan bagi orang-orang sesudahnya. Dia memimpin manusia dalam berbuat baik dan manusiapun mengikutinya sebagaimana sebgaimana ia mengikuti orang-orang saleh di antara pendahulunya ini.
    1. Keadilan
Diriwayatkan dari “Wahab bin Munabbih” Pada suatu hari Iblis diperintahkan Allah SWT untuk menemui baginda rasul Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjawab segala pertanyaan rasul terhadapnya. Rasul pun menanyakan mengenai siapakah di antara umatnya yang menjadi musuh iblis. Iblis menjawab bahwasanya terdapat 10 golongan di antara umat Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjadi musuh iblis di dunia dan menjadi sesama penghuni neraka kelak bersama iblis. Adapun 10 golongan tersebut antara lain :
1. Nabi Muhammad saw
2. Pemimpin yang adil
3. Orang kaya yang tidak sombong
4. Pedagang yang jujur
5. Orang alim yang khusyu’
6. Orang mukmin yang suka menasihati
7. Orang mukmin yang murah hati (belas kasih)
8. Orang yang taubat dan tetap pada taubatnya
9. Orang yang menjauh dari segala yang haram
10. Orang yang selalu berada dalam keadaan berwudhu’

Allah SWT telah mengkhususkan orang-orang yang berlaku adil di dunia dengan ketinggian kedudukanya di akhirat dan kedekatanya dengan Allah SWT sebagaimana tersebtu dalam hadist
Sesungguhnya, orang-orang yang adil di didi Allah swt berada di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya yang terbuat dari tangan kanan Ar-Rahman kedua tangannya adalah adalah kanan yaitu orang-orang yang berbuat adil terhadap hokum, kelurga dan orang-orang yang di pimpinnya”
    1. Sikap Hati-hati
Saya beranggapan bahwa pokok terpenting sikap hati-hati dalam pemimpin adalah apa-apa yang di sampaikan dari bebrapa kabar, yakni mendengar dari kedua belah pihak. Telah di riwayatkan oleh “Abu Dawud” dan “Imam Nasa’i” bahwa Rasulullah mengutus Ali bin Abu Talib.r.a ke Yaman untuk menjadi seorang hakim. Lalu rasulullah memberi satu wasiat kepadanya,
Bila datang kepadamu dua orang yang bertikai, maka janganlah engkau mengambil keputusan sebelum engkau mendengar alasan dari pihak lain sebagaimana engkau mendengarnya dari pihak yang pertama. Karena hal itu sesungguhnya lebih aman untukmu dalam mengambil suatu keputusan”
Setelah itu Ali bin Abu Talib.r.a berkata “Aku tidak ragu-ragu lagi dalam mengambil keputusan.

  1. ATURAN PEMIMPIN MENURUT ISLAM
    1. Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
    1. Niat yang Lurus
Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.Karena suatu amalan itu bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-muslim
Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb r.a, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
    1. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang soleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “(mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).
Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi.
    1. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.”
    1. Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,
اللَّهُ أَنْزَلَ بِمَا بَيْنَهُمْ احْكُمْ وَأَنِ
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
    1. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir)”.
    1. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya)”
    1. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.Rasulullah bersabda,
Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan” (Riwayat Thabrani)
    1. Tegas
Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
    1. Lemah Lembut
Doa Rasullullah,
Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya



KARAKTERISTIK PENGIKUT DALAM ISLAM
  1. Memilih pemimpin
Seorang pengikut harus bisa memilih pemimpin yang baik yang dapat memimpin mereka kearah yang lebih baik dan lebih maju kedepannya. Oleh karena fiqih melangrang keras mengangkat seseorang yang meminta jabatan. Rasulullhan bersabda :
Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan” (HR. Muslim)
  1. Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih lewat jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerusakan).
  1. Dinamis dan kritis
Seorang pengikut harus dinamis dan kritis dalam mengikuti kepemimpinan seseorang. Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan buta atau sekadar ikut-ikutan. seseorang. Ini kerana manusia tidak lari dari melakukan kesalahan. Hanya Al-Quran dan As-Sunnah sahaja petunjuk yang benar dan harus diikuti.


KESIMPULAN

Islam telah mengajarkan bagaimana sikap dan karakteristik seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, dan pemimipin diwajiban untuk memiliki sikap dan karakteristik tersebut sehingga pemimpin tersebut bisa menaungi rakyatnya sehingga nanti pemimpin tersebut akan mendapat perlindungan langsung dari allah SWT di hari pembalasan kelak nanti.
Islam juga mengajarkan kepada seorang pengikut bagaimana cara memilih pemimpin yang baik yang dapat memimpin mereka kearah yang lebih baik, dan pengikut juga harus patuh kepada pemimpin, serta dinamis dan kritis dalam mengikuti kepemimpinan seseorang karena Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan buta atau sekadar ikut-ikutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arifatul annas. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.